Sabtu, 05 Maret 2011

aswaja


ASWAJA PERSPEKTIF SEJARAH
Berbicara tentang sejarah, maka segala sesuatu yang ada di dunia ini mempunyai sejarah. Sejarah adalah hal yang harus kita ketahui, karena dari sejarahlah kita terlahir, dari sejarah juga kita belajar, lalu jika sejarah dilupakan maka kepada siapa kita bercermin dan belajar????
Demikian urgennya sejarah untuk diketahui maka hendaknya kita tidak melupakan sejarah. Apalagi sejarah mengenai kepercayaan atau paham yang kita anut sebagai tuntunan untuk mengarungi kehidupan, maka ini adalah hal yang sangat urgen untuk dikaji dan dipahami sehingga kita tidak salah dalam memilih. Dalam hadits Rosulullah saw, dikatakan bahwa umat Islam akan terbagi menjadi 73 golongan, dan hanya satu golonganlah yang nanti akan selamat, yaitu ahlussunnah wal jama’ah.
Lahirnya nama atau sebutan ahlussunnah wal jama’ah (ASWAJA), yang sebagian orang menganggapnya sebagai manhajjul  fikr  atau sebuah ajaran yang dijadikan sebagai landasan dalam berpikir, ia pun mempunyai sejarah tersendiri. Sengaja tidak disebut kelahiran ASWAJA karena ASWAJA merupakan jalan yang ditempuh oleh Rosulullah saw dan para sahabatnya yang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, mengenai lahirnya nama ASWAJA di dunia ini sehingga masyhur di berbagai penjuru dunia masih dalam kontroversi. Banyak versi yang mengisahkan  kelahiran ASWAJA, yang jelas nama ASWAJA  lahir di dunia ini ketika terjadi berbagai penyimpangan dalam Islam. ASWAJA lahir sebagai sang revolusioner, ia kembali menyuarakan kebenaran agama Islam. Ajaran ini dibawa oleh dua imam besar, yakni Imam Abu Hasan Al- Asy’ari dan Imam Al- Manshur Al- Maturidi.
Pada awalnya, Asy’ari adalah seorang tokoh dalam aliran mu’tazilah, namun setelah lama ia mendalami mu’tazilah akhirnya ia menyadari bahwa mu’tazilah adalah aliran yang mengajarkan paham sesat. Penemuannya ini berawal ketika ia bermimpi bertemu dengan Rosulullah saw sebanyak tiga kali berturut-turut. Beliau mengingatkannya agar kembali ke jalan lurus, yakni ajaran Rosulullah saw. Setelah kejadian itu, Asy’ari kembali kepada ajaran Rosulullah saw dan berda’wah di tengah-tengah masyarakat. Beliau naik mimbar dan meyatakan bahwa aliran mu’tazilah yang selama ini dianutnya adalah sesat. Semakin hari pengikutnya semakin bertambah. Dan ia tetap melanjutkan da’wahnya demi menegakkan kembali ajaran Islam yang benar.
Di sisi lain, ajaran ASWAJA dikembangkan pula oleh Al- Maturidi. Pada awalnya mereka tidak mengetahui bahwa apa yang mereka sampaikan mempunyai kesamaan. Namun setelah para murid dari kedua imam ini bertemu ditemukanlah banyak kesamaan sehingga lahirlah nama ASWAJA.
            Begitulah sekelumit sejarah lahirnya nama ASWAJA, semoga bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Namun sebagai manusia yang berakal hendaknya tidak menerima begitu saja tentang apa yang disampaikan oleh seseorang, tetapi hendaklah ia mencari tahu kebenaran sesuatu itu, sehingga tidak mudah terjerumus kepada sesuatu yang salah. Karena manusia adalah tempat salah dan dosa. Wallahu a’lam bishowab.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar